Kamis, 20 Desember 2012

Keuntungan bekerjasama:
        • Bekerjasama anda bisa melakukan lebih banyak
        • Sebagai makhluk sosial, anda harus berinteraksi
        • Kerja sama memberi anda lebih banyak peluang
        • Kerja sama akan menutupi kekurangan anda
So, berusahalah mencari relasi sebanyak-banyaknya dan berubahlah dari kebiasaan "terlalu menutup diri" karena dapat menjadikan kita susah percaya dan susah bekerja sama dengan orang lain.

SELAMAT BERELASI DAN BEKERJA SAMA!
Gbu.
 

Rabu, 19 Desember 2012

Iman dan Ketaatan Bukan Sekedar Teori

Kata iman dan ketaatan sering didengar dalam khotbah-khotbah, cerita Sekolah Minggu, ataupun dalam momen-momen dimana kata itu tidak asing lagi di telinga kita.

Iman berbicara tentang percaya penuh/total sedangkan taat adalah komitmen untuk bertindak kepada sebuah otoritas. Pada kesempatan kali ini, kita akan memahami iman dan ketaatan dari sisi Keluaran 14:15-31.

Keluaran 14:15-31 berbicara tentang perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan menyeberangi Laut Teberau. Bangsa Israel kembali diperhadapkan kepada satu keadaan yang membuat mereka bingung. Bagaimana tidak? Di depan mereka terbentang Laut Teberau yang luas dan untuk pergi ke seberang mereka harus melewati Laut Teberau itu. Keadaan ini membuat mereka bingung karena pada zaman itu tidak ada kapal, speedboat, atau alat transportasi lainnya yang dapat membantu sistem penyeberangan pada saat itu. Sementara di belakang mereka ada sekumpulan tentara Firaun beserta kudanya yang sedang berusaha mengejar mereka. 

Bangsa Israel ada dalam keadaan "TIDAK MUNGKIN" yaitu tidak mungkin mereka maju dan tidak mungkin juga untuk mundur. Istilahnya MAJU KENA MUNDUR KENA. Apa yang kemudian dilakukan oleh bangsa Israel?
Mari kita lihat perikop sebelumnya. Keluaran 14:13-14 diceritakan bagaimana Musa berbicara kepada bangsa Israel bahwa Tuhanlah yang berperang atas mereka dan mereka akan diam saja. 
Kata "diam saja" disini bukan berarti bangsa Israel santai-santai, ongkang-ongkang kaki, atau pasif (tidak melakukan apapun). Tetapi mereka harus tetap melakukan satu kegiatan dengan bermodal iman dan taat kepada firmanNya maka disitulah dikatakan Tuhan akan berperang atas mereka (lihat dalam ayat 15:"Mengapakah engkau berseru-seru kepadaKu? Katakanlah kepada orang Israel supaya mereka berangkat). 
Dalam hal ini iman berbicara tentang sebuah keberanian untuk menghadapi ketidakmungkinan yang ada di depan bangsa Israel. Tanpa iman, bangsa Israel akan tetap dalam keadaan bingung tentang apa yang harus mereka perbuat. Iman juga berarti tidak takut melakukan sebuah terobosan. Sehingga iman bukan hanya sekedar teori melainkan sebuah praktek yang nyata. Oleh sebab itu Tuhan menginginkan Musa untuk jangan hanya ngomong saja melainkan mulai bergerak untuk mengaktualisasikan teori tentang iman tersebut. Sehingga kita melihat ada terobosan baru yang terjadi atas bangsa Israel, dimana mereka melihat Laut Teberau benar-benar terbelah (hal yang tidak mungkin bagi manusia). 

Di ayat 16 ada perintah yang diberikan Tuhan kepada Musa untuk mengambil sebuah tongkat dan mengulurkannya ke atas laut...... dilanjutkan ayat 21 dimana Musa melakukan sama seperti yang diperintahkan Tuhan. Ketaatan disini berbicara tentang ketundukan terhadap otoritas dan percaya penuh terhadap otoritas tersebut sehingga membiarkan otoritas itu yang mengatur semuanya. Otoritas dalam perikop ini adalah otoritas paling tertinggi yaitu Tuhan Allah. Hanya dengan taat saja tidak cukup untuk Musa mampu membelah laut itu tetapi karena ia juga memiliki rasa yakin dan percaya pada kemampuan Allah maka hal yang tidak mungkin itu dapat ditembus juga.

Mari saudara-saudari jikalau kita sering mendengar kata iman dan taat, buatlah sikap itu bukan hanya sebagai teori yang indah melainkan sebuah praktek yang nyata sama seperti bangsa Israel yang mempraktekkannya sehingga melalui itu kita dapat melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dimana Tuhanlah yang berperang atas segala ketidakmungkinan yang kita hadapi. Segala pujian hanya bagi Dia. Tuhan memberkati.

Kamis, 13 Desember 2012

Menjadi Kaum Muda yang Maksimal

I Timotius 4:12
"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu."

Anak-anak muda sering dianggap pribadi yang labil sehingga terkadang kurang dipercaya untuk memegang sebuah tanggung jawab. Rasul Paulus dalam suratnya mengatakan kepada orang muda supaya menjadi teladan supaya tidak dianggap rendah. Menjadi teladan sama saja menjadi contoh atau menjadi pribadi yang diikuti. Seorang Kaum Muda harus menjadi pribadi yang maksimal supaya hidupnya patut dicontoh.

Ada 2 arti kata maksimal:
  • berada di titik puncak atau mengalami progresifitas / kemajuan
  • sungguh-sungguh dengan tujuan berhasil (total, tidak setengah-setengah)
Fakta yang terjadi mengenai Kaum Muda:
  • pengamen, genk punk kebanyakan terdiri dari anak-anak Kaum Muda
  • Kaum Muda suka dengan yang namanya "setengah-setengah" --> setengah belajar, setengah berlatih main musik, setengah mendengar Firman Tuhan, setengah pandai, setengah rajin. 
  • meningkatnya jumlah pernikahan dini dengan latar belakang SBM
Oleh sebab itu Kaum Muda perlu membangun hubungan dengan orang-orang yang dapat mengubah kehidupannya menjadi lebih maksimal.
  1. Membangun hubungan dengan Tuhan
Roma 8:28 "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Artinya Tuhan memiliki otoritas atas kehidupan manusia. Otoritas berbicara tentang kedudukan, bahkan Tuhan memiliki kedudukan tertinggi dalam kehidupan manusia. Bahkan Yeremia 29:11 pun dikatakan "Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Woow luar biasa.. Bahkan Tuhan pun dapat merancangkan bagaimana kehidupan manusia ke depannya. 
Untuk memudahkan manusia mengerti bagaimana harus menjalani hidup, maka ia harus memiliki hubungan yang dekat dengan si perancang kehidupannya. 
Bagaimana caranya?
Yuuppzzz..dengan PRAY...PRAY...PRAY...--> BERDOA
  • Berdoalah setiap waktu di dalam Roh (Efesus 6:18)
  • Berdoalah dengan merendahkan diri sebagai bukti melibatkan Tuhan dalam kehidupan (Yakobus 4:10).
Seperti halnya kisah dalam Alkitab, Hana meminta anak dengan berdoa (I Samuel 1:27) sampai ia dianggap mabuk karena berdoa dengan mulut komat kamit. Abraham berdoa maka Sara dapat melahirkan (Kejadian 20:17). Ishak juga berdoa dan kemudian Ribka melahirkan (Kejadian 25:21). 
Tidak hanya orang tua yang dapat berdoa, Kaum Muda pun juga bisa menjadi pendoa syafaat. 
      2. Membangun hubungan dengan sesamanya 
          Kritikan, teguran, nasehat, cacian adalah makanan sehari-hari yang sering ditemukan dalam sebuah  relasi di satu komunitas. Makanan itu terkadang keluar dari milik teman, sahabat, orang tua, dan pacar. 
Makanan itu tidak untuk dimuntahkan tetapi dikunyah, dicerna dengan baik-baik, dan ditelan. 
Oleh sebab itu Kaum Muda harus membangun hubungan dengan sesama dengan menganggap semua kritik, nasehat, teguran yang datang itu adalah sebuah generator atau alat untuk menaikkan sebuah standar.

Amsal 9:9, 8:33, 19:20,24:6 berbicara tentang jangan mengabaikan sebuah nasehat atau didikan.
Apalagi nasehat atau didikan itu bersumber dari orang tua kita. Hmm...jangan sekali-kali deh mengabaikan nasehat dari ortu.

Waktu kelas 6 SD saya pernah mengabaikan nasehat orang tua untuk pergi mandi dan selesai bermain karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB dan adzan maghrib sudah berkumandang. Saya tetap dengan sepeda dan bermain sesuka hati. Dan tau apa yang terjadi...
Saya jatuh dari sepeda dengan bantingan yang sangat lembut tetapi berakibat fatal. Hmm...tulang siku tangan kiriku patah. Hwaaa 2 minggu lagi Ujian Akhir Nasional. Yup, dengan tangan bergips dan kesehatan yang menurun, aku mengerjakan soal-soal ujianku.
So, Kaum Muda jangan pernah sekali-kali abaikan nasehat dan menganggap kritikan itu menjatuhkanmu. Lihat positif dari kritikan tersebut.

       3.  Membangun hubungan dengan diri sendiri
Gimana caranya nih?
Memiliki komitmen untuk menjadi pribadi yang maksimal.
Komitmen: kesungguhan yang pasti, satu sikap positif yang ingin mencapai sesuatu yang diinginkannya. 
Tanpa ini, semua usaha sama saja karena diri sendiri lah yang membawa seseorang kepada tujuan. Kalau diri sendiri tidak ada niat mencapai tujuan itu, maka semuanya pun akan terbengkalai.
Pengkhotbah 5:10, Roma 5:4, Yakobus 1:4, 5:11 menunjukkan bukti bahwa dengan komitmen maka seseorang dapat mengalahkan musuh yang dapat menjadi penghalang tujuan utamanya. 
Tanpa komitmen pun, Hana, ibu Samuel, tidak akan pergi ke Silo dan berdoa sampai komat kamit disana.
So, Kaum Muda buat komitmenmu di hadapan Tuhan. Engkau sendiri yang dapat mengukur melalui hal-hal apa sajakah engkau dapat berhasil dan lakukan itu dengan komitmen yang pasti.
AMIN.