Worship Leader berasal dari bahasa Inggris yang artinya pemimpin pujian. Pemimpin pujian berarti orang yang memimpin sebuah pujian, atau orang yang mengambil bagian dalam memimpin puji-pujian dalam sebuah acara. Dalam teks ini, acara menunjuk pada sebuah ibadah raya.
Sebelum Firman Tuhan diberitakan, kita biasa memulai dengan menyanyikan puji-pujian dimana melalui puji-pujian ini mengajak setiap jemaat menaikkan ungkapan syukurnya, melihat kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta mempersiapkan jemaat Tuhan untuk menerima kebenaran Firman Tuhan.
Oleh sebab itu, setiap WL harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pelayanan, baik persiapan jasmani maupun rohani. Seorang WL dikatakan memimpin pujian dan penyembahan dimana iblis dan roh jahat tidak tahan mendengar umat Tuhan memuji dan menyembah. Maka dari itu WL harus memiliki kekuatan rohani, daya ekstra yang kuat untuk menengking setiap tipu muslihat iblis. Bahkan jangan salah, untuk mengecoh sebuah ibadah, iblis bisa bekerja terlebih dahulu terhadap si WL. Akibatnya si WL tidak dapt berkonsentrasi kepada Tuhan ketika ia sedang memimpin sehingga ibadah pun terasa hambar. Maka sekali lagi WL harus dapat menguasai diri dan menjaga hati ketika ia hendak melayani pujian penyembahan.
Seorang WL pun harus memiliki jiwa yang semangat. Jiwa yang loyo dapat membuat jemaat pun loyo.
Saya pernah menjumpai seorang WL yang protes terhadap jemaat karena jemaat loyo, tidak berminat untuk bernyanyi bahkan ia melanjutkan dengan menyuruh jemaat untuk bergerak dan semangat... Tetapi sayangnya WL inipun tidak dapat semangat dan jiwanya loyo. Mari sebagai seorang worship leader, miliki jiwa yang semangat.
Dan yang pastinya ada kuasa Tuhan di dalamnya. Bukan hanya sekedar bernyanyi, tetapi ada impartasi kuasa Tuhan sehingga setiap jemaat dapat mengalami jamahan Tuhan dan merasakan ketenangan dan kedamaian yang mendalam dalam kehidupannya.
Saya sangat suka dengan pelayanan Worship Leader (WL). Saya sering merasa gregetan melihat seorang WL yang loyo apalagi jika ia memimpin sebuah kaum muda dan itu loyo. Wowwww....ironis sekali.
Pernah suatu kali saya memimpin pujian di ibadah Lansia. Saya berpikir mungkin ibadah Lansia jemaatnya sudah tua dan loyo, tidak kuat nyanyi lama-lama tetapi ternyata saya salah. Ketika saya mencoba mengajak mereka untuk bergerak layaknya anak Kaum Muda, woooowwwww mereka mampu melakukannya. Justru mereka merasa lebih bersemangat lagi. Itu karena sebagai pemimpin pujian kita sudah membangun terlebih dahulu suasana yang semangat.
Oleh sebab itu pelayanan WL daam ibadah jenis apapun tidak mengurangi daya ekstra, semua sama rata karena dasarnya adalah pemimpin. Jika pemimpin tidak semangat terkadang jemaat pun tidak semangat dan hanya beberapa yang semangat.
Sebelum Firman Tuhan diberitakan, kita biasa memulai dengan menyanyikan puji-pujian dimana melalui puji-pujian ini mengajak setiap jemaat menaikkan ungkapan syukurnya, melihat kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta mempersiapkan jemaat Tuhan untuk menerima kebenaran Firman Tuhan.
Oleh sebab itu, setiap WL harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pelayanan, baik persiapan jasmani maupun rohani. Seorang WL dikatakan memimpin pujian dan penyembahan dimana iblis dan roh jahat tidak tahan mendengar umat Tuhan memuji dan menyembah. Maka dari itu WL harus memiliki kekuatan rohani, daya ekstra yang kuat untuk menengking setiap tipu muslihat iblis. Bahkan jangan salah, untuk mengecoh sebuah ibadah, iblis bisa bekerja terlebih dahulu terhadap si WL. Akibatnya si WL tidak dapt berkonsentrasi kepada Tuhan ketika ia sedang memimpin sehingga ibadah pun terasa hambar. Maka sekali lagi WL harus dapat menguasai diri dan menjaga hati ketika ia hendak melayani pujian penyembahan.
Seorang WL pun harus memiliki jiwa yang semangat. Jiwa yang loyo dapat membuat jemaat pun loyo.
Saya pernah menjumpai seorang WL yang protes terhadap jemaat karena jemaat loyo, tidak berminat untuk bernyanyi bahkan ia melanjutkan dengan menyuruh jemaat untuk bergerak dan semangat... Tetapi sayangnya WL inipun tidak dapat semangat dan jiwanya loyo. Mari sebagai seorang worship leader, miliki jiwa yang semangat.
Dan yang pastinya ada kuasa Tuhan di dalamnya. Bukan hanya sekedar bernyanyi, tetapi ada impartasi kuasa Tuhan sehingga setiap jemaat dapat mengalami jamahan Tuhan dan merasakan ketenangan dan kedamaian yang mendalam dalam kehidupannya.
Saya sangat suka dengan pelayanan Worship Leader (WL). Saya sering merasa gregetan melihat seorang WL yang loyo apalagi jika ia memimpin sebuah kaum muda dan itu loyo. Wowwww....ironis sekali.
Pernah suatu kali saya memimpin pujian di ibadah Lansia. Saya berpikir mungkin ibadah Lansia jemaatnya sudah tua dan loyo, tidak kuat nyanyi lama-lama tetapi ternyata saya salah. Ketika saya mencoba mengajak mereka untuk bergerak layaknya anak Kaum Muda, woooowwwww mereka mampu melakukannya. Justru mereka merasa lebih bersemangat lagi. Itu karena sebagai pemimpin pujian kita sudah membangun terlebih dahulu suasana yang semangat.
Oleh sebab itu pelayanan WL daam ibadah jenis apapun tidak mengurangi daya ekstra, semua sama rata karena dasarnya adalah pemimpin. Jika pemimpin tidak semangat terkadang jemaat pun tidak semangat dan hanya beberapa yang semangat.